Bayer meningkatkan upaya perangi demam berdarah dengue dengan pendekatan multi-stakeholder serta inovasi manajemen vektor
- Untuk pertama kalinya, Bayer menyatukan ahli kesehatan masyarakat dan pengendalian vektor di Indonesia, guna mendiskusikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Asia Pasifik dan daerah-daerah lain yang terkena dampaknya.
- Selama 50 tahun terakhir, kejadian DBD, penyakit endemik yang ditularkan oleh nyamuk, telah mengalami peningkatan hingga 30 kali lipat di seluruh dunia. Pada 2016, sebanyak 15,2 juta kasus DBD tercatat di Asia Pasifik; sebanyak 202.314 kasus (termasuk 1.593 kematian) dilaporkan terjadi di Indonesia.
- Bayer memperkenalkan perangkat digital di Asia untuk membantu masyarakat - utamanya anak-anak sekolah - belajar lebih lanjut mengenai penyakit yang ditularkan nyamuk seperti DBD dan Zika, serta bagaimana mengendalikannya.
JAKARTA, Indonesia [17 Juli 2018] — Bayer, penyedia solusi pengendalian vektor global terkemuka yang bertujuan menjaga kesehatan masyarakat, untuk pertama kalinya menyatukan para ahli dari sektor publik maupun swasta, guna mengatasi penyakit yang dibawa oleh nyamuk, di wilayah Asia Pasifik.
Dalam media briefing yang diselenggarakan bersama Kementerian Kesehatan Indonesia dan SOS Internasional, Bayer menekankan pentingnya penanggulangan vektor secara berkelanjutan dan terpadu, melalui pendekatan yang dapat dikoordinasikan secara regional, untuk mengurangi atau mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor. Acara ini juga merupakan bagian dari Bayer Vector Control Expert Meeting ke-5 yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di Indonesia.
“Upaya melawan penyakit yang ditularkan vektor membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, yang melibatkan sektor swasta maupun publik, akademisi, pemerintah, serta organisasi non-pemerintah. Ancaman DBD, virus zika atau malaria tidak mengenal batas dan menjadi perhatian semua orang. Bayer selalu menjadi bagian dari perjuangan melawan penyakit yang ditularkan nyamuk, dan merupakan mitra aktif dalam melakukan pembinaaan kesehatan masyarakat di seluruh dunia melalui pengendalian vektor sejak 1950-an,” ujar Frederic Baur, Head of Vector Control, Environmental Science, Bayer Crop Science.
Kasus penyakit DBD telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade ini, dengan kenaikan hingga 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir. Menurut data yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Indonesia, di Asia Pasifik tercatat 15,2 juta kasus DBD terjadi pada 2016; dan sejumlah 202.314 kasus (termasuk 1.593 kematian) dilaporkan terjadi di Indonesia.
Acara dibuka oleh Dr Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Kementerian Kesehatan Indonesia. Dr. Anung memberikan presentasi terkait Gerakan Komunitas Hidup Sehat (GERMAS) yang diprakarsai oleh Presiden Indonesia Jokowi Widodo pada 2017, sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit.
Komitmen Bayer dalam memerangi penyakit yang ditularkan vektor melalui pengendalian vektor telah berlangsung selama 60 tahun. Perusahaan sangat mendukung pendekatan terpadu dalam mengendalikan penyakit yang ditularkan melalui vector, serta melibatkan para ahli pengendalian nyamuk dari seluruh dunia. Pendekatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan, dalam mengembangkan solusi yang lebih efektif guna melindungi masyarakat dari risiko tertular penyakit tersebut.
“Bayer Vector Control Expert Meeting ini adalah bagian dari komitmen kami, untuk terus membantu pemerintah dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, serta mendukung penelitian dan pengembangan; dan lebih lanjut, memastikan bahwa inovasi terbaru dalam pengendalian vektor dapat dibicarakan dan dibagikan dalam format dialog terbuka untuk mendiskusikan topik yang sangat penting ini ,” kata Jason Nash, Head of Innovation in Asia Pacific, Environmental Science, Bayer Crop Science.
Bayer Mosquito Learning Lab dan Mosquito Quest App
Untuk memperkuat inisiatif yang meningkatkan kesadaran terhadap DBD serta program edukasi bagi masyarakat, Bayer mengembangkan Mosquito Learning Lab. Ini adalah alat pembelajaran online untuk membantu menyampaikan pesan kepada seluruh anggota masyarakat, mulai dari anak sekolah hingga keluarga.
“Komunitas lokal mempunyai peran yang sangat penting dalam mengurangi sumber, dan mencegah penularan penyakit. Menurut Departemen Kesehatan , anak sekolah berusia antara 5 hingga 14 tahun di Indonesia termasuk yang paling rentan terkena DBD, karena kegiatan sekolah berlangsung ketika nyamuk dalam kondisi paling aktif,” kata Yudi Clements, Regional Key Account Management and Country Manager, Environmental Science Indonesia, Bayer Crop Science.
Pada 2017, Bayer memperkenalkan Mosquito Learning Lab di Jakarta yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di salah satu sekolah dasar lokal, SDN Baru 7 di Cijantung, sebagai bagian dari kegiatan ASEAN Dengue Day. Alat menyenangkan dan bersifat interaktif ini memungkinkan anak-anak untuk belajar mengenai fakta-fakta penting DBD dan nyamuk Aedes, serta bagaimana mencegah munculnya tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk di lingkungan sekolah dan rumah mereka.
Minggu ini, Bayer juga memperkenalkan Bayer Mosquito Quest — sebuah pengalaman realitas maya yang melengkapi Mosquito Learning Lab, tempat pengguna menguji pengetahuan mereka dalam mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk di rumah. Menggunakan teknologi terbaru, alat ini menjadi pelengkap kampanye publik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya belajar tentang pencegahan nyamuk, serta meningkatkan penerapan metode pencegahan nyamuk, dengan cara yang menyenangkan.
Kunjungi situs website Bayer Mosquito Learning Lab di http://bit.ly/bayermosquitolearninglab dan unduh Aplikasi Mosquito Quest untuk digunakan pada alat VR apa pun, melalui Apple App Store atau Google Play.
Tentang Bayer
Bayer: Science For A Better Life
Bayer adalah perusahaan global dengan kompetensi di bidang Life Science terkait kesehatan dan pertanian. Produk serta layanan Bayer dirancang untuk memberikan manfaat serta meningkatkan kualitas hidup manusia. Group Bayer bertujuan untuk menciptakan nilai melalui inovasi, pertumbuhan dan daya penghasilan tinggi. Sebagai korporasi, Bayer memegang teguh prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan serta tanggung jawab sosial dan etika. Pada tahun fiskal 2017, Bayer mempekerjakan 99,7800 orang dengan penjualan senilai Euro 35.0 miliar. Belanja modal sebesar Euro 2,4 miliar dengan biaya R&D senilai Euro 4,5 miliar. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.bayer.com atau www.bayer.co.id.
Contact
Laksmi Prasvita, phone +62 811 8037073
Email: laksmi.prasvita@bayer.com
Pernyataan Berwawasan ke Depan
Siaran pers ini mungkin berisi pernyataan berwawasan ke depan berdasarkan asumsi dan prakiraan saat ini yang dibuat oleh manajemen Bayer. Berbagai risiko yang diketahui dan tidak diketahui, ketidakpastian dan faktor lain dapat menyebabkan perbedaan material antara hasil masa depan yang sebenarnya, situasi keuangan, pengembangan atau kinerja perusahaan dan prakiraan yang diberikan di sini. Faktor-faktor ini termasuk yang dibahas dalam laporan publik Bayer yang tersedia di situs web Bayer di www.bayer.com. Perusahaan tidak bertanggung jawab apa pun untuk memperbarui pernyataan berwawasan ke depan ini atau untuk menyesuaikannya dengan peristiwa atau perkembangan di masa mendatang.
Layanan pers online dapat di akses di: press.bayer.com
Ikuti kita di Facebook: www.facebook.com/bayerindonesia
Ikuti kita di Twitter: https://twitter.com/Bayer