Mari Pahami, Kelola Baik dan Laporkan Efek Samping Obat yang Digunakan
Kolaborasi Bayer dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan pasien
-
Bayer dan YKI bersama-sama meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai keselamatan dan keamanan pasien serta pentingnya pelaporan efek samping obat.
-
Akses on-line pelaporan efek samping obat Bayer melalui SafeTrack
Jakarta, 17 September 2020 – Masyarakat dihimbau untuk berpartisipasi aktif dalam melaporkan Kejadian Yang Tidak Diinginkan (KTD) dan / atau Efek Samping Obat yang digunakan, baik yang terjadi pada dirinya, keluarga maupun teman atau koleganya. Pelaporan ini penting dilakukan demi keselamatan dan keamanan pasien baik di saat ini maupun di masa depan.
Melalui Patient Safety Day 2020 yang diperingati di seluruh dunia pada hari ini, Bayer dan YKI bersama-sama mendukung dan melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pelaporan efek samping obat.
Angel Michael Evangelista, Presiden Direktur Bayer Indonesia mengatakan, ”Bayer bersama-sama dengan YKI sangat mendukung tercapainya keselamatan dan keamanan pasien. Bagi Bayer, keselamatan dan keamanan pasien adalah kewajiban dan inti dari bisnis kami. Bayer berkomitmen menghasilkan obat-obatan baik resep maupun non-resep yang berkualitas tinggi dan aman.”
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan pengalaman pasien dalam penggunaan obat-obatan Bayer yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien. Tim Pharmacovigilance Bayer bekerja keras untuk mendeteksi pola efek samping dari obat-obatan yang digunakan pasien. Salah satu langkah kunci dalam memastikan deteksi dini sinyal keselamatan tersebut adalah melalui pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD). Untuk memberikan akses pelaporan efek samping obat Bayer, kami sediakan SafeTrack yang dapat diakses secara online,“ lanjutnya.
Terkait pentingnya pengetahuan masyarakat akan pelaporan efek samping obat khususnya bagi pasien kanker, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan, ”Demi keselamatan pasien, perlu bagi tenaga medis untuk berpegang pada prinsip "First, Do not Harm" atau melakukan segala langkah dengan mengutamakan keselamatan pasien. Namun, sangatlah penting juga bagi pasien kanker untuk segera melaporkan ke dokter jika terjadi efek samping setelah menggunakan obat tertentu, agar dokter dapat memberikan advis jika diperlukan perawatan medis tertentu atau merubah obat apabila harus menjalani perawatan lainnya. Sehingga terlihat bahwa konsep "Patient Safety" itu perlu dipegang oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pengobatan."
Pasien diajak untuk memahami, mengelola efek samping obat secara umum dapat terjadi pada pasien kanker seperti mual, pusing, bibir pecah dan kelelahan. Untuk itu pasien disarankan untuk memahami pengobatan yang dijalankan, berikut dengan efek samping yang bisa / mungkin terjadi dan juga melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan yang sesuai untuk meminimalisir efek samping pengobatan, bila memungkinkan. Dr. Eko Adhi Pangarsa, SpPD, KHOM – Ketua YKI Cab. Jawa Tengah menjelaskan,”Efek samping dapat terjadi selama masa pengobatan. Mulai dari yang ringan sampai berat. Sebaiknya pasien dan keluarga dapat berkonsultasi dengan Dokter untuk mendapatkan informasi terkait efek samping yang bisa / mungkin terjadi selama pengobatan. Pasien / keluarga / perawat pasien dapat meminta informasi bagaimana pengelolaan efek samping, bila memungkinkan. Pasien / keluarga / perawat pasien juga diminta untuk segera melaporkan ke Dokter apabila terjadi efek samping yang memerlukan penanganan secara cepat.”
Terkait sistem pelaporan efek samping dan manfaatnya bagi pasien dan konsumen di Indonesia, dr. Jarir At Thobari, D. Pharm., PhD, Ketua International Society of Pharmacovigilance (ISoP) Indonesia menjelaskan : ”Peran masyarakat sangat penting untuk turut aktif dalam memantau dan melaporkan efek samping obat-obatan yang tengah dikonsumsi. Dengan pelaporan yang ada, tentu saja akan membantu untuk menentukan tindak lanjut terhadap obat-obatan tersebut. ISoP Indonesia sebagai organisasi ilmiah independen berkomitmen dalam memajukan sistem Farmakovigilans di Indonesia, salah satunya dengan secara terus menerus melakukan sosialisasi tentang pentingnya pelaporan efek samping obat baik untuk masyarakat, industri farmasi dan professional kesehatan.”
dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Divisi Pharmaceuticals Bayer Indonesia menjelaskan kehadiran SafeTrack merupakan salah satu bukti komitmen Bayer yang memperioritaskan keselamatan dan keamanan pasien pengguna produk Bayer. Menurutnya, platform ini dirancang khusus agar dapat dipergunakan secara sederhana oleh pasien atau keluarganya.
“Tim farmakovigilans Bayer terus berupaya mengumpulkan data, menganalisis dan mempelajari pola efek samping dari obat-obatan. Setelah melakukan penilaian, barulah diputuskan tindakan seperti apa yang harus diambil, seperti meminimalkan efek samping jika memang memungkinan. Baik pasien, keluarga pasien maupun perawat / caregiver dihimbau untuk sadar akan pentingnya pelaporan efek samping sehingga kami dapat terus melakukan evaluasi terhadap proses pengobatan pasien,” tuturnya.
Bayer berkomitmen pada kepatuhan pengawasan keamanan obat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Untuk komitmen dan upaya yang telah dilakukan, Bayer Indonesia mendapatkan penghargaan Pharmacovigilance dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) pada tahun 2018.
--SELESAI--
Tentang Bayer
Bayer adalah perusahaan global dengan kompetensi di bidang Life Science terkait kesehatan dan pertanian. Produk serta layanan Bayer dirancang untuk memberikan manfaat dan menjawab tantangan utama yang muncul akibat populasi dunia yang terus bertambah dan menua. Group Bayer bertujuan untuk menciptakan nilai melalui inovasi, pertumbuhan dan daya penghasilan tinggi. Sebagai korporasi, Bayer memegang teguh prinsip–prinsip pembangunan berkelanjutan, dan merek Bayer merupakan perwujudan dari kepercayaan, reliabilitas, dan kualitas di seluruh dunia. Pada tahun fiskal 2019, Bayer mempekerjakan 104.000 orang dengan penjualan senilai Rp711 triliun. Belanja modal sebesar Rp47,5 triliun dengan biaya R&D senilai Rp86,7 triliun. Informasi lebih lanjut silahkan kunjungi.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.bayer.com atau www.bayer.co.id.
Kontak Media:
Laksmi Prasvita
Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability
Sri Libri Kusnianti
Communications, Public Affairs, Science & Sustainability
E-mail: sri.libri@bayer.com
Kunjungi Facebook kami : www.facebook.com/bayerindonesia